whatsapp-aj-super

Pengertian Batu Bata Merah Menurut Ahli dan SNI

Batu Bata

Published:

Last Update:

comment 1 Comment

By Kamaludin Somantri

Bata merah merupakan salah satu material bangunan yang paling populer di Indonesia, terutama dalam pembangunan rumah tinggal, gedung, hingga proyek infrastruktur.

Secara sederhana, bata merah adalah bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat atau campuran tanah liat dengan bahan tambahan lainnya, yang dicetak dan dibakar pada suhu tertentu sehingga menghasilkan produk yang keras, padat, dan tahan terhadap cuaca.

Bahan bangunan ini memiliki sejarah panjang dalam dunia konstruksi dan terus digunakan hingga saat ini karena sifatnya yang kuat, tahan lama, dan estetika alaminya.

Artikel ini akan membahas pengertian bata merah dari berbagai perspektif, termasuk definisi menurut para ahli, standar nasional Indonesia (SNI), serta pandangan dari tokoh-tokoh ahli konstruksi.

Apa itu Bata Merah?

pengertian bata merah adalah

Pengertian bata merah menurut para ahli

Para ahli konstruksi dan material bangunan sering mendefinisikan bata merah sebagai material yang dibuat dari tanah liat atau lempung dengan proses pembakaran pada suhu tinggi.

Menurut Ramli (2007), bata merah adalah unsur bangunan yang terbuat dari tanah lempung ditambah air, melalui proses penggalian, pengolahan, pencetakan, pengeringan, dan pembakaran pada temperatur tinggi hingga menjadi keras seperti batu. Bata ini tidak akan hancur jika direndam dalam air.

Beberapa peneliti dan ahli yang telah melakukan penelitian tentang bata merah di Indonesia adalah:

  1. Dr. Ir. Vincentius Totok Noerwasito, MT
    • Dosen Arsitektur dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
    • Beliau meneliti Bata Tanah Padat sebagai solusi peningkatan kualitas bata merah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menciptakan bata ramah lingkungan tanpa memerlukan pembakaran berlebihan, yang sering menjadi masalah dalam proses pembuatan bata merah konvensional.
  2. Fitria Fathlarahma Dewi dan Tim PKM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
    • Penelitian mereka berfokus pada kelayakan dan kualitas batu bata merah di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Mereka mengevaluasi sifat fisik dan mekanik bata merah serta mengidentifikasi penyebab kegagalan struktur bangunan akibat penggunaan bata yang tidak sesuai standar.
  3. Universitas Batanghari Jambi (Suhendra, Elvira Handayani, Mirza Revita)
    • Penelitian mereka menganalisis karakteristik fisik bata merah, seperti dimensi, penyerapan air, dan kadar garam, untuk memastikan kesesuaiannya dengan standar konstruksi di Indonesia.
  4. Faisol Khoufi As, Oyong Novareza, dan Purnomo Budi Santoso
    • Peneliti dari Universitas Brawijaya. Mereka meneliti peningkatan kualitas bata merah dengan memanfaatkan limbah seperti abu serat sabut kelapa dan abu serbuk gergaji. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi retak pada produk bata merah tradisional melalui rekayasa kualitas.
  5. Faizal Wardani
    • Peneliti dari Universitas Muhammadiyah Magelang. Ia menggunakan metode eksperimen Taguchi untuk mengoptimalkan parameter produksi bata merah, seperti komposisi air, pengadukan, dan pembakaran, guna meminimalkan kecacatan seperti retak dan patah.
  6. Siska Andini
    • Peneliti dari Politeknik ATI Makassar. Ia menggunakan metode Six Sigma untuk mengidentifikasi dan mengurangi kecacatan produk bata merah di industri kecil menengah (IKM) Bajeng, Kabupaten Gowa. Fokusnya adalah mencapai tingkat kecacatan mendekati nol.
  7. Penelitian di Desa Ledok Kulon, Bojonegoro
    • Studi tentang eksistensi industri bata merah secara tradisional di Desa Ledok Kulon menunjukkan bagaimana proses manual yang dilakukan turun-temurun menghasilkan bata merah berkualitas tinggi dengan bahan baku tanah liat dari Bengawan Solo.
  8. Edi Kurniadi, S.T., M.T., dosen Departemen Teknik Sipil Sekolah Vokasi UGM
  9. Dian Sestining Ayu, S.T., M.T., dosen Teknik Sipil Sekolah Vokasi UGM, bersama tim mahasiswa
    • Tim ini melakukan penelitian inovatif berjudul โ€œKajian Pemanfaatan Limbah Bata Merah dan Serat Alami terhadap Performa Mortarโ€ untuk mengurangi limbah industri bata merah dan meningkatkan performa material bangunan. Penelitian ini memanfaatkan limbah bata merah sebagai pengganti semen serta menambahkan serat alami (seperti ijuk) untuk meningkatkan kekuatan tekan dan lentur mortar, dengan pengujian dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan UGM menggunakan benda uji mortar kubus 5x5x5 cm. Hasilnya diharapkan menghasilkan material ramah lingkungan yang mendukung pembangunan berkelanjutan (SDGs No. 9), dan akan dipresentasikan pada Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2024 serta dipublikasikan dalam jurnal terindeks.
  10. Restu Faizah (Dosen UMY) dan mahasiswanya
    • Mereka melakukan penelitian tentang Peran Kekuatan Bata Merah Dan Mortar Pada Pembentukan Kekuatan Dinding. Hasilnya menunjukkan bahwa kuat tekan dinding lebih ditentukan oleh kuat tekan bata, meskipun mortar juga memberikan pengaruh. Namun, peningkatan kuat tekan mortar tidak signifikan terhadap kekuatan dinding, sehingga penggunaan mortar dengan kekuatan tinggi kurang efektif untuk meningkatkan kekuatan dinding secara keseluruhan.

Penelitian-penelitian ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan kualitas bata merah di Indonesia, baik melalui inovasi bahan baku, metode produksi, maupun pengendalian kualitas.

Pengertian bata merah menurut SNI 15-2094-2000

Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah acuan resmi untuk memastikan kualitas material bangunan di Indonesia.

SNI 15-2094-2000 mendefinisikan bata merah pejal untuk pasangan dinding sebagai berikut:

Bahan bangunan yang berbentuk prisma segiempat panjang, pejal atau berlubang dengan volume lubang maksimum 15%, dan digunakan untuk konstruksi dinding bangunan, yang dibuat dari tanah liat dengan atau tanpa dicampur bahan aditif dan dibakar pada suhu tertentu.

SNI juga menetapkan sifat tampak bata merah, yaitu:

Bata merah pejal untuk pasangan dinding harus berbentuk prisma segi empat panjang, mempunyai rusuk-rusuk yang siku, bidang-bidang datar yang rata dan tidak menunjukkan retak-retak.

Standar ini menjadi acuan penting bagi produsen bata merah, termasuk batamerahgarut.com , untuk memastikan produk yang dihasilkan memenuhi kualitas yang diharapkan oleh konsumen.

Bila anda memerlukan bata merah untuk membangun rumah baru atau renovasi rumah lama, maka silahkan hubungi kami.

Pengertian bata merah menurut Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (1978)

Dilansir dari e-journal.uajy.ac.id

Bata merah adalah unsur bangunan yang digunakan untuk konstruksi. Material ini dibuat dari tanah, dengan atau tanpa campuran bahan lain, dan dibakar pada suhu tinggi hingga mencapai tingkat kekerasan yang membuatnya tidak mudah hancur, bahkan setelah direndam dalam air.

Definisi bata merah menurut Wikipedia

Batu bata merah merupakan bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat yang dibakar hingga berwarna kemerah-merahan. Material ini digunakan untuk konstruksi seperti dinding, pondasi, dan saluran

Kesimpulan

Bata merah adalah material bangunan yang telah digunakan selama ribuan tahun dan tetap relevan hingga saat ini. Dari perspektif para ahli, bata merah didefinisikan sebagai material yang kuat, tahan lama, dan ramah lingkungan.

Standar SNI 15-2094-2000 memberikan pedoman teknis untuk memastikan kualitas bata merah yang diproduksi.

Bagi Anda yang ingin membeli bata merah berkualitas tinggi untuk proyek konstruksi atau dekorasi, batamerahgarut.com adalah pilihan yang tepat. Kami menyediakan berbagai jenis bata merah yang sesuai dengan kebutuhan Anda, mulai dari bata plester hingga bata tempel.

Referensi:

  • SNI 15-2094-2000
  • Wikipedia
  • Perplexity

Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan bata merah, yuk baca ulasan kami tentang sejarah bata merah.

Satu pemikiran pada โ€œPengertian Batu Bata Merah Menurut Ahli dan SNIโ€

Tinggalkan komentar